Sabtu, 20 Mei 2017
STUDI KEPUSTAKAAN
MAKALAH
STUDI KEPUSTAKAAN
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
METODOLOGI
PENELITIAN
DOSEN : DR. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
M. ABDUL KHOIRI
ZAENAL ARIFIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG
TULUNGAGUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Mengadakan survei terhadap data yang ada merupakan langkah
yang penting sekali dalam metode ilmiah. Memperoleh informasi dari penelitian
terdahulu harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian
menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut
menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau di dalam museum.
Survei terhadap data yang telah tersedia dapat di kerjakan
setelah masalah penelitian dipilih atau dilakukan sebelum masalah dipilih. Jika
studi kepustakaan dilakukan sebelum pemilihan masalah, penelaah kepustakaan
termasuk memperoleh ide tentang masalah apa yang paling up to date untuk di
rumuskan dalam penelitian dengan mengadakan survei terhadap data yang telah
ada, si peneliti bertugas menggali teori- teori yang telah berkembang dalam
bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian,
baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisa data, yang telah pernah di
gunakan oleh peneliti terdahulu, memperoleh orientasi yang lebih luas dalam
permasalahan yang di pilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi
yang di inginkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari studi kepustakaan?
2.
Apa tujuan kepustakaan?
3.
Bagaimana sumber kepustakaan itu?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Agar
Mengetahui Studi Kepustakaan.
2.
Agar
mengetahui tujuan kepustakaan.
3.
Agar
memahami sumber kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Studi Kepustakaan
Yang dimaksud dengan studi
kepustakan ialah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang
diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain.
Studi kepustkaan merupakan
suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori
yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan
melakukan studi kepustakan. Selain itu seorang penelitian dapat memperoleh
informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan
penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi kepustakan peneliti dapat memanfaatkan semua informasi
dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
B. Tujuan
Studi Kepustakaan
Peneliti akan
melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia melakukan
penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang kajian literatur
dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang
akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu
tersebut (the state of the art). Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian bertujuan untuk: Menemukan suatu masalah untuk
diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan
diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum
pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk
waktu dan tempat yang sama.
Mencari
informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.
Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.
Mencari
landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan masalah dan
pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Sebab
dalam ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunyai dua fungsi pokok yaitu: a).
menerangkan generalisasi
empiris yang sudah diketahui; dan b). meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis -penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak ada, namun demikian tidak akan membebaskan peneliti dan menyajikan penelaahan kepustakaan.
empiris yang sudah diketahui; dan b). meramalkan generalisasi empiris yang belum diketahui. Untuk jenis -penelitian tertentu, misalnya penelitian eksploratif, mungkin hipotesis tidak ada, namun demikian tidak akan membebaskan peneliti dan menyajikan penelaahan kepustakaan.
Untuk membuat
uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variable
dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.
Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode, analisis dan hasil utama penelitian.
Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode, analisis dan hasil utama penelitian.
C. Sumber
Kepustakaan
Bahan kepustakaan dapat berupa sumber primer
(primary source) maupun sekunder (secondary source). Bahan kepustakaan yang
merupakan sumber primer adalah karangan asli yang ditulis oleh seorang yang
melihat, mengalami, atau mengerjakan sendiri. Bahan kepustakaan semacam ini dapat
berupa buku harian (autobiography), tesis, disertasi, laporan penelitian, dan
hasil wawancara. Selain itu sumber primer dapat berupa laporan pandangan mata
suatu pertandingan, statistik sensus penduduk dan lain sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud dengan sumber sekunder (secondary source) adalah tulisan tentang
penelitian orang lain, tinjauan, ringkasan, kritikan, dan tulisan-tulisan
serupa mengenai hal-hal yang tidak langsung disaksikan atau dialami sendiri
oleh penulis. Bahan kepustakaan sekunder terdapat di ensiklopedi, kamus, buku
pegangan, abstrak, indeks, dan textbooks. Dalam melaksanakan kegiatan studi
kepustakaan sebaiknya digunakan sumber kepustakaan primer yang informasinya
lebih otentik. Namun bahan kepustakaan primer yang relevan dengan masalah
peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas sulit untuk
diperoleh. Bila hal ini terjadi peneliti terpaksa menggunakan bahan kepustakaan
sekunder. Untuk ini perlu dipertimbangkan adanya ‘bias’ dari penulisnya sebab
informasi ini tidak berasal dari sumber langsung.Beberapa sumber kepustakaan
yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi adalah:
Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum (general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia.
Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang berbagai bidang studi. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya.
Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan masalah. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, dsb.
Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.
Selain informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di perpustakaan, peneliti dapat pula memperoleh bahan kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misalnya LIPI dengan beberapa lembaganya antara lain PDII (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah), LEKNAS (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dan Biro Pusat Statistik, yang merupakan pusat informasi statistik nasional.
Ensiklopedi, yang merupakan sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum (general encyclopedia); sedang untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia.
Buku-buku teks dan referensi, yang berisikan pengetahuan tentang berbagai bidang studi. Direktori dan buku pegangan, yang memuat alamat dan data lainnya serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
Laporan hasil-hasil penelitian, yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya.
Tesis, skripsi dan disertasi, yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
Majalah, jurnal dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan masalah. Biografi, yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, dsb.
Indeks, yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.
Selain informasi yang diperoleh dari berbagai sumber di perpustakaan, peneliti dapat pula memperoleh bahan kepustakaan dari instansi atau lembaga tertentu, misalnya LIPI dengan beberapa lembaganya antara lain PDII (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah), LEKNAS (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dan Biro Pusat Statistik, yang merupakan pusat informasi statistik nasional.
Menurut Sutrisno Hadi (1991) ada tiga pedoman
untuk pemilihan daftar pustaka yaitu: relevansi, kemutakhiran dan adekuasi.
Yang dimaksud dengan relevansi adalah keterkaitan atau kegayutan yang erat
dengan masalah penelitian. Kemutakhiran adalah sumber-sumber pustaka yang
terbaru untuk menghindari teori-teori atau bahasan yang sudah kadaluwarsa.
(Namun untuk penelitian histories, masih diperlukan sumber bacaan yang sudah
“lama”). Sumber bacaan yang telah “lama” mungkin memuat teori-teori atau
konsep-konsep yang sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh
teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih mutakhir. Di samping
sumber itu harus mutakhir, juga harus relevan bagi masalah yang sedang digarap.
Jadi, hendaklah dipilih sumbersumber yang berkaitan langsung dengan masalah
yang sedang diteliti, dan inilah yang dimaksud dengan adekuasi.
Secara garis besar sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). sumber acuan umum; dan b). sumber acuan khusus. Kelompok (a) berwujud teori dan konsep, biasanya terdapat dalam buku-buku teks, ensiklopedia, monografi dan sejenisnya. Kelompok (b) yang merupakan sumber acuan khusus berupa hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat ditemukan dalam jurnal, bulletin penelitian, tesis dan disertasi.
Secara garis besar sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). sumber acuan umum; dan b). sumber acuan khusus. Kelompok (a) berwujud teori dan konsep, biasanya terdapat dalam buku-buku teks, ensiklopedia, monografi dan sejenisnya. Kelompok (b) yang merupakan sumber acuan khusus berupa hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat ditemukan dalam jurnal, bulletin penelitian, tesis dan disertasi.
Sebagian besar (lebih dan 50%) kegiatan dalam
keseluruhan proses penelitian adalah membaca, dan membaca itu hampir seluruhnya
terjadi pada langkah penelaahan kepustakaan ini. Menurut Sumadi (1989), membaca
merupakan keterampilan yang hams dikembangkan dan dipupuk. Untuk ini kegemaran membaca
harus dibuat membudaya, membaca harus merupakan kegemaran dan kebutuhan.
Studi kepustakaan tidak selalu “mulus”
pelaksanaannya. Beberapa hambatan umum yang sering menyebabkan ketidak lancaran
kegiatan ini antara lain:
Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh. Hal ini mungkin disebabkan belum berkembangnya system dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya komunikasi ilimiah antara peneliti, atau mahalnya biaya kirim atau perizinan, serta hal-hal birokratis lain yang menghambat pemanfaatan informasi ilmiah.
Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak mampu membaca bahasa asing.
3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah
untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.
Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan
agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada.
Kurangnya buku atau sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahan kepustakaan ilmiah di Indonesia. Demikian pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negeri juga sulit diperoleh. Hal ini mungkin disebabkan belum berkembangnya system dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya komunikasi ilimiah antara peneliti, atau mahalnya biaya kirim atau perizinan, serta hal-hal birokratis lain yang menghambat pemanfaatan informasi ilmiah.
Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Ketidakmampuan membaca buku referensi dalam bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat memanfaatkan informasi ilmiah dari luar negeri. Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, akan sangat membantu peneliti untuk mengikuti perkembangan informasi ilmiah. Hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang sudah dikembangkan dan tertulis dalam bahasa Inggris tidak dimanfaatkan oleh peneliti yang mau memperdalam pengetahuan yang relevan dengan bidangnya bila dia tidak mampu membaca bahasa asing.
3. Rendahnya minat pada banyak peneliti untuk membaca tulisan ilmiah
untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.
Kelihatannya kegemaran membaca karya ilmiah masih perlu digalakkan
agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada.
Untuk mengurangi hambatan pertama di atas
peneliti dapat menghubungi lembaga lain atau koleganya untuk saling menukar
informasi dan meminjam buku-buku ilmiah yang baru. Selain dari itu, usaha
menerjemahkan buku-buku berbahasa asing, terutama yang berbahasa Inggris, perlu
digalakkan dan ditangani dengan sungguh-sungguh.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Studi kepustakaan harus dilakukan oleh seorang peneliti. Kegiatan ini
dilakukan baik sebelum maupun sesudah peneliti berhasil mengidentifikasikan
masalah. Dengan melakukan studi kepustakaan peneliti dapat mengkaji teori-teori
dalam bidangnya. Kegiatan studi kepustakaan ini sangat menunjang suatu
penelitian. Di sini peneliti dapat menghimpun informasi yang berkaitan dengan latar belakang
penelitian, teori-teori yang melandasi masalah yang akan diteliti, bahan acuan
yang relevan dengan masalah atau topikyang akan diteliti dan hasilhasil
penelitian sejenis sebelumnya. Selain itu studi kepustakaan juga memperdalam
dan menambah pengetahuan peneliti dalam hal teori dan metodologi penelitian.
Hasil studi kepustakaan yang disusun dalam bentuk essay dimasukkan dalam laporan penelitian. Kajian kepustakaan yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang jelas akan bermanfaat bagi para peneliti yang akan datang. Kegiatan studi kepustakaan dapat dikatakan berhasil bila segi-segi yang penting dan menunjang penelitian dapat terpenuhi dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian.
Hasil studi kepustakaan yang disusun dalam bentuk essay dimasukkan dalam laporan penelitian. Kajian kepustakaan yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang jelas akan bermanfaat bagi para peneliti yang akan datang. Kegiatan studi kepustakaan dapat dikatakan berhasil bila segi-segi yang penting dan menunjang penelitian dapat terpenuhi dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, HR. Perangkaan Penelitian.
Yogyakarta, 1992.
Brotowidkijb,– Mika* D. Metbdologi Penelitian dan Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Liberty,1991.
Djarwanto Ps. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Sripsi. Yogyakarta: Liberty, 1990.
Effendi, S. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa, Depacbud, 1979.
Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Sripsi, Thesis. 2 jilid. Yogyakarta: Andi Offset, Jilid I, 1989. Jilid II, 1990.
Kasbolah, Kasihani. “Studi kepustakaan”, artikel Forum Penelitian, 4(1-2), 1992: 179-185.
Mantra, Ida Bagoes. Langkah-langkah Penelitian Survai: Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. Yogyakarta: Badan Penerbit Fak. Geografi-UGM, 2000.
Nasution, S. dan M. Thomas. Buku Penuntun Membuat Disertasi„ Thesis, Skripsi, Report, Paper. Bandung: Jemmars, 1980.
Surakhmad, Winarno. Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi, Buku Pegangan, Cara
Merencanakan, Cara Menuhs, Cara Menilai. Bandung: Tarsito, 1981.
Suryabrata, S. Metodologi Penelitian. Jakarta: C.V. Rajawali, 1969.
Westra, IGK Paridjata. Pedoman Penulisan Skripsi Berdasarkan Penelitian Empiris di lingkungan Perguruan Tinggi. Surabaya: Airlangga University Press, 1991.
Brotowidkijb,– Mika* D. Metbdologi Penelitian dan Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Liberty,1991.
Djarwanto Ps. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Sripsi. Yogyakarta: Liberty, 1990.
Effendi, S. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan Bahasa, Depacbud, 1979.
Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Sripsi, Thesis. 2 jilid. Yogyakarta: Andi Offset, Jilid I, 1989. Jilid II, 1990.
Kasbolah, Kasihani. “Studi kepustakaan”, artikel Forum Penelitian, 4(1-2), 1992: 179-185.
Mantra, Ida Bagoes. Langkah-langkah Penelitian Survai: Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. Yogyakarta: Badan Penerbit Fak. Geografi-UGM, 2000.
Nasution, S. dan M. Thomas. Buku Penuntun Membuat Disertasi„ Thesis, Skripsi, Report, Paper. Bandung: Jemmars, 1980.
Surakhmad, Winarno. Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi, Buku Pegangan, Cara
Merencanakan, Cara Menuhs, Cara Menilai. Bandung: Tarsito, 1981.
Suryabrata, S. Metodologi Penelitian. Jakarta: C.V. Rajawali, 1969.
Westra, IGK Paridjata. Pedoman Penulisan Skripsi Berdasarkan Penelitian Empiris di lingkungan Perguruan Tinggi. Surabaya: Airlangga University Press, 1991.
Langganan:
Postingan (Atom)